Virus corona atau Covid-19
pertama kali ditemukan di Wuhan, China pada akhir 2019. Penyebaran
virus yang belum ditemukan penawarnya itu hingga kini tak terkendali.
Sudah banyak negara di dunia melaporkan adanya kasus terpapar virus
corona.
Di Indonesia kasus ini pertama kali ditemukan pada dua warga Depok, Jawa Barat awal Maret 2020. Pasien positif itu tertular corona
dari seorang warga negara Jepang yang sempat datang ke Jakarta.
Virus Corona
virus Corona berasal dari Coronaviruses (CoV) yang menyebabkan penyakit
mulai dari flu biasa hingga yang lebih parah seperti Middle East
Respiratory Syndrome (MERS-CoV) dan Severe Acute Respiratory Syndrome
(SARS-CoV). Sedangkan untuk Novel Coronavirus (nCoV) adalah jenis baru
yang belum diidentifikasi sebelumnya pada manusia.
Virus Corona merupakan zoonosis, artinya ditularkan antara hewan dan
manusia. Seperti SARS-CoV ditularkan
dari kucing luwak atau yang lebih dikenal dengan musang ke manusia dan
MERS-CoV dari unta ke manusia. Namun beberapa virus Corona juga dikenal
beredar pada hewan-hewan yang sebelumnya belum pernah menginfeksi
manusia.
Bagian-bagian virus Corona
Berdasarkan informasi yang dirilis oleh health.mil,
bentuk virus corona ini memiliki 3 elemen dasar, yaitu Protein E,
Protein S, dan Protein M. Salah satu ciri dari
virus yang pling menonjol adalah strukturnya yang sangat simpel dan
sederhana. Dia tidak memiliki kulit, bahkan sel seperti makhluk hidup
lainnya. Satu-satunya ciri makhluk hidup yang terdapat pada virus adalah
kemampuannya untuk berkembang biak dengan adanya RNA/DNA.
RNA dan DNA sendiri adalah protein, sehingga elemen virus satu-satunya
yaitu protein itu sendiri sebagaimana ilustrasi di bawah ini.
virus COVID-19 memiliki 4 elemen utama, keempat elemen tersebut adalah:
- Spike Glycoprotein
- RNA dan N Protein
- Envelope (pembungkus)
- Hemagglutinin-esterase dimer (HE)
Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) melaporkan bahwa penyakit ini biasanya menyerang paru-paru
dalam tiga fase. Yaitu fase replikasi virus, hiper-reaktivitas imun, dan
perusakan paru-paru. Namun, tidak semua pasien menjalani ketiga fase
ini.
Baca juga: Gambar Virus Corona Wuhan Covid-19 Dirilis, Begini
Penampakannya
Menurut data awal, 82 persen dari kasus Covid-19 menyebabkan gejala yang
lebih ringan, sedangkan sisanya parah atau kritis.
Menurut profesor rekanan Fakultas Kedokteran Universitas Maryland,
Matthew B. Frieman, virus corona Wuhan nampaknya mengikuti pola dari
SARS, setelah dia mempelajari virus corona yang sangat patogen.
Pada hari-hari awal infeksi, virus corona Wuhan dengan cepat menyerang
sel-sel paru-paru manusia. Sel-sel paru itu datang dalam dua kelas, sel
yang membuat lendir dan sel dengan tongkat seperti rambut atau disebut
silia.
Meskipun kotor ketika berada di luar tubuh, lendir membantu melindungi
jaringan paru-paru dari patogen dan memastikan organ pernapasan Anda
tidak mengering. Sel-sel silia berdetak di sekitar lendir, membersihkan
puing-puing seperti serbuk sari atau virus.
Baca juga: Indonesia Masih Negatif Virus Corona, Benarkah Tak Mampu
Deteksi?
Frieman menjelaskan bahwa SARS menginfeksi dan membunuh sel silia, yang
kemudian mengelupas dan mengisi saluran udara pasien dengan puing-puing
dan cairan.
Selain itu, Frieman berhipotesis bahwa hal yang sama terjadi dengan
virus corona Wuhan. Itu karena studi paling awal pada Covid-19 telah
menunjukkan bahwa banyak pasien mengembangkan pneumonia di kedua
paru-paru, disertai dengan gejala seperti sesak napas.
Saat itulah fase dua dan sistem kekebalan tubuh masuk. Karena dihadapkan
dengan kehadiran penyerang virus, tubuh kita melangkah untuk melawan
penyakit dengan membanjiri paru-paru dengan sel-sel kekebalan untuk
membersihkan kerusakan dan memperbaiki jaringan paru-paru.
Ilustrasi pneumonia
Lihat Foto
Ilustrasi pneumonia(Shutterstock)
Ketika bekerja dengan benar, proses inflamasi ini diatur dengan ketat
dan hanya terbatas pada area yang terinfeksi. Tetapi kadang-kadang
sistem kekebalan tubuh Anda rusak dan sel-sel itu membunuh apa pun di
jalan mereka, termasuk jaringan sehat Anda.
"Jadi, Anda mendapatkan lebih banyak kerusakan daripada respon imun,"
kata Frieman. Bahkan lebih banyak puing menyumbat paru-paru, dan
pneumonia memburuk.
Selama fase ketiga, kerusakan paru-paru terus meningkat. Hal ini yang
dapat menyebabkan kegagalan pernapasan. Bahkan jika kematian tidak
terjadi, beberapa pasien bertahan dengan kerusakan paru-paru permanen.
Baca juga: Apakah Ibu Hamil dapat Tularkan Virus Corona ke Janin? Studi
Ungkap
Menurut WHO, SARS membuat lubang di paru-paru seperti sarang lebah. Lesi
ini juga terjadi pada pasien penderita Covid-19. Lubang-lubang ini
kemungkinan diciptakan oleh respons hiperaktif sistem kekebalan tubuh
yang menciptakan bekas luka yang melindungi dan menegangkan paru-paru.
Ketika itu terjadi, pasien sering harus memakai ventilator untuk
membantu pernapasan mereka.
"Dalam kasus yang parah, Anda pada dasarnya membanjiri paru-paru dan
Anda tidak bisa bernapas," kata Frieman. "Begitulah orang-orang sekarat
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Menyerang Organ, Bagaimana Proses Virus Corona Menginfeksi Manusia?", https://sains.kompas.com/read/2020/02/17/130300723/menyerang-organ-bagaimana-proses-virus-corona-menginfeksi-manusia-.
Penulis : Amalia Zhahrina
Editor : Sri Anindiati Nursastri
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Menyerang Organ, Bagaimana Proses Virus Corona Menginfeksi Manusia?", https://sains.kompas.com/read/2020/02/17/130300723/menyerang-organ-bagaimana-proses-virus-corona-menginfeksi-manusia-.
Penulis : Amalia Zhahrina
Editor : Sri Anindiati Nursastri
“Virus adalah mikroorganisme aseluler yang menginfeksi sel makhluk hidup (sel inang). Untuk hidup dan berkembang biak, ia harus berada dalam sel inang karena tidak memiliki perangkat seluler untuk bereproduksi sendiri.”
Ketika virus
tidak berada dalam sel inang, ia akan berada dalam bentuk partikel
independen atau virion. Virion sendiri terdiri atas materi genetik DNA
atau RNA yang diselubungi protein yang disebut nukleokapsid. Coronavirus atau COVID-19 memiliki karakteristik unik, ia merupakan genom terpanjang dari virus lain.
Penjelasan dari Peneliti senior Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, David Handojo Muljono
Glikoprotein berada di bagian luarnya memiliki
bagian yang menyerupai paku, tempat
melekatnya virus tersebut untuk mencapai sel inang. Glikoprotein dari coronavirus ini dapat
berikatan dengan glikoprotein sel inang secara spesifik untuk memulai
terjadinya infeksi.
Setelah coronavirus mencapai sel inang, virus tersebut meleburkan membrannya dengan membran sel-sel inang. Kemudian virus ditelan masuk oleh permukaan sel inang. Namun coronavirus juga bisa masuk pada sel inang dengan melakukan penetrasi dan menginjeksi ke dalam sel inang. Menurut
David, target organ yang paling menderita adalah paru, hati, dan ginjal. maka jangan sembarang pegang mata, mulut, dan lain-lain. Karena kalau tangan kita membawa virus, itu bisa terserap melalui glukosa dan bisa terjadi penyakit, karena ini reseptornya akan mencari target sasarannya.
David, target organ yang paling menderita adalah paru, hati, dan ginjal. maka jangan sembarang pegang mata, mulut, dan lain-lain. Karena kalau tangan kita membawa virus, itu bisa terserap melalui glukosa dan bisa terjadi penyakit, karena ini reseptornya akan mencari target sasarannya.
Setelah wabah SARS,
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa penyakit ini biasanya
menyerang paru-paru dalam tiga fase. Yaitu fase replikasi virus,
hiper-reaktivitas imun, dan perusakan paru-paru. Namun, tidak semua
pasien menjalani ketiga fase ini.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Menyerang Organ, Bagaimana Proses Virus Corona Menginfeksi Manusia?", https://sains.kompas.com/read/2020/02/17/130300723/menyerang-organ-bagaimana-proses-virus-corona-menginfeksi-manusia-.
Penulis : Amalia Zhahrina
Editor : Sri Anindiati Nursastri
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Menyerang Organ, Bagaimana Proses Virus Corona Menginfeksi Manusia?", https://sains.kompas.com/read/2020/02/17/130300723/menyerang-organ-bagaimana-proses-virus-corona-menginfeksi-manusia-.
Penulis : Amalia Zhahrina
Editor : Sri Anindiati Nursastri
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Menyerang Organ, Bagaimana Proses Virus Corona Menginfeksi Manusia?", https://sains.kompas.com/read/2020/02/17/130300723/menyerang-organ-bagaimana-proses-virus-corona-menginfeksi-manusia-.
Penulis : Amalia Zhahrina
Editor : Sri Anindiati Nursastri
Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) melaporkan bahwa penyakit ini biasanya menyerang paru-paru
dalam tiga fase. Yaitu fase replikasi virus, hiper-reaktivitas imun, dan
perusakan paru-paru. Namun, tidak semua pasien menjalani ketiga fase
ini.
Baca juga: Gambar Virus Corona Wuhan Covid-19 Dirilis, Begini
Penampakannya
Menurut data awal, 82 persen dari kasus Covid-19 menyebabkan gejala yang
lebih ringan, sedangkan sisanya parah atau kritis.
Menurut profesor rekanan Fakultas Kedokteran Universitas Maryland,
Matthew B. Frieman, virus corona Wuhan nampaknya mengikuti pola dari
SARS, setelah dia mempelajari virus corona yang sangat patogen.
Pada hari-hari awal infeksi, virus corona Wuhan dengan cepat menyerang
sel-sel paru-paru manusia. Sel-sel paru itu datang dalam dua kelas, sel
yang membuat lendir dan sel dengan tongkat seperti rambut atau disebut
silia.
Meskipun kotor ketika berada di luar tubuh, lendir membantu melindungi
jaringan paru-paru dari patogen dan memastikan organ pernapasan Anda
tidak mengering. Sel-sel silia berdetak di sekitar lendir, membersihkan
puing-puing seperti serbuk sari atau virus.
Baca juga: Indonesia Masih Negatif Virus Corona, Benarkah Tak Mampu
Deteksi?
Frieman menjelaskan bahwa SARS menginfeksi dan membunuh sel silia, yang
kemudian mengelupas dan mengisi saluran udara pasien dengan puing-puing
dan cairan.
Selain itu, Frieman berhipotesis bahwa hal yang sama terjadi dengan
virus corona Wuhan. Itu karena studi paling awal pada Covid-19 telah
menunjukkan bahwa banyak pasien mengembangkan pneumonia di kedua
paru-paru, disertai dengan gejala seperti sesak napas.
Saat itulah fase dua dan sistem kekebalan tubuh masuk. Karena dihadapkan
dengan kehadiran penyerang virus, tubuh kita melangkah untuk melawan
penyakit dengan membanjiri paru-paru dengan sel-sel kekebalan untuk
membersihkan kerusakan dan memperbaiki jaringan paru-paru.
Ilustrasi pneumonia
Lihat Foto
Ilustrasi pneumonia(Shutterstock)
Ketika bekerja dengan benar, proses inflamasi ini diatur dengan ketat
dan hanya terbatas pada area yang terinfeksi. Tetapi kadang-kadang
sistem kekebalan tubuh Anda rusak dan sel-sel itu membunuh apa pun di
jalan mereka, termasuk jaringan sehat Anda.
"Jadi, Anda mendapatkan lebih banyak kerusakan daripada respon imun,"
kata Frieman. Bahkan lebih banyak puing menyumbat paru-paru, dan
pneumonia memburuk.
Selama fase ketiga, kerusakan paru-paru terus meningkat. Hal ini yang
dapat menyebabkan kegagalan pernapasan. Bahkan jika kematian tidak
terjadi, beberapa pasien bertahan dengan kerusakan paru-paru permanen.
Baca juga: Apakah Ibu Hamil dapat Tularkan Virus Corona ke Janin? Studi
Ungkap
Menurut WHO, SARS membuat lubang di paru-paru seperti sarang lebah. Lesi
ini juga terjadi pada pasien penderita Covid-19. Lubang-lubang ini
kemungkinan diciptakan oleh respons hiperaktif sistem kekebalan tubuh
yang menciptakan bekas luka yang melindungi dan menegangkan paru-paru.
Ketika itu terjadi, pasien sering harus memakai ventilator untuk
membantu pernapasan mereka.
"Dalam kasus yang parah, Anda pada dasarnya membanjiri paru-paru dan
Anda tidak bisa bernapas," kata Frieman. "Begitulah orang-orang sekarat
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Menyerang Organ, Bagaimana Proses Virus Corona Menginfeksi Manusia?", https://sains.kompas.com/read/2020/02/17/130300723/menyerang-organ-bagaimana-proses-virus-corona-menginfeksi-manusia-.
Penulis : Amalia Zhahrina
Editor : Sri Anindiati Nursastri
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Menyerang Organ, Bagaimana Proses Virus Corona Menginfeksi Manusia?", https://sains.kompas.com/read/2020/02/17/130300723/menyerang-organ-bagaimana-proses-virus-corona-menginfeksi-manusia-.
Penulis : Amalia Zhahrina
Editor : Sri Anindiati Nursastri
Cara Mencegah Virus Corona
Berikut beberapa hal dasar yang perlu diperhatikan untuk mencegah penularan virus corona ke
dalam tubuh:
- Virus merupakan protein dan dapat pecah (lisis) dengan bahan seperti sabun. Sering mencuci tangan dengan sabun adalah langkah sederhana yang paling tepat.
- Virus ini dapat bertahan 2-12 jam di alam bebas (di permukaan logam, baju), sering mencuci baju serta menjemurnya langsung dibawah sengatan matahari dapat mematikan virus tersebut.
- Virus corona tidak menempel di udara, tapi pada benda (dalam bentuk droplet/cairan/permukaan benda). Memastikan benda di sekitar tetap bersih dengan sterilizer alkohol adalah alternatif yang cukup baik.
- Virus dapat masuk melalui lubang di tubuh terutama pada bagian wajah, menghindari untuk menyentuh bagian wajah adalah salah satu pencegahan yang tepat.
Ciri-ciri orang yang terinfeksi virus Corona dengan tingkat yang lebih rendah seperti dikutip dari CDC:
1. Demam
2. Batuk
3. Sesak napas
2. Batuk
3. Sesak napas
Sedangkan untuk pasien dengan tingkat yang lebih tinggi akan mengalami gejala virus Corona berupa:
1. Sulit bernapas atau napas pendek
2. Nyeri atau sakit pada bagian dada
3. Pusing atau tidak mampu berdiri dan menggerakkan tubuh
4. Bibir atau wajah tampak membiru
2. Nyeri atau sakit pada bagian dada
3. Pusing atau tidak mampu berdiri dan menggerakkan tubuh
4. Bibir atau wajah tampak membiru
Gejala Virus Corona Pada Manusia dari Hari ke Hari
Ciri-ciri virus Corona pada manusia hari demi hari seperti dikutip dari
Business Insider Singapore berdasarkan data dari Zhongnan Hospital of
Wuhan University:
Hari 1: Pasien mengalami gejala virus Corona
berupa demam. Pasien mungkin juga mengalami kelelahan, nyeri otot, dan
batuk kering. Sebagian kecil dari orang-orang tersebut mungkin juga
mengalami diare atau mual selama satu hingga dua hari sebelumnya.
Hari
5: Pasien mengalami gejala virus Corona berupa kesulitan bernapas,
terutama untuk pasien yang lanjut usia atau sebelumnya sudah memiliki
riwayat penyakit.
Hari 7: Pasien mengalami gejala virus Corona
berupa kondisi yang semakin memburuk, sebelum akhirnya pasien dilarikan
ke rumah sakit.
Hari 8: Pada titik ini, pasien dengan kasus yang
parah (15 persen, menurut CDC China) akan mengalami gejala virus Corona
berupa gangguan pernapasan akut (ARDS), penyakit yang terjadi ketika
cairan terkumpul di paru-paru. ARDS ini sering kali berakibat fatal.
Hari
10: Jika pasien memiliki gejala yang memburuk, ini adalah waktu dalam
perkembangan penyakit ketika mereka kemungkinan besar dirawat di ICU.
Pasien-pasien ini mungkin memiliki lebih banyak sakit perut dan
kehilangan nafsu makan daripada pasien dengan kasus yang lebih ringan.
Hanya sebagian kecil yang mati: Tingkat kematian saat ini berkisar
sekitar 2%.
Hari 17: Rata-rata orang yang sudah sembuh dari
gejala-gejala virus Corona akan diperbolehkan pulang dari rumah sakit
setelah dua setengah minggu.
Cara Mencegah Virus Corona
Cara yang terpenting untuk
mencegah infeksi Covid-19 atau virus Corona adalah dengan menjaga
kesehatan dan kebersihan. Seperti dikutip dari WHO, rekomendasi dasar
untuk mencegah penyebaran infeksi adalah dengan mencuci tangan secara
teratur menggunakan sabun, menutupi mulut dan hidung ketika batuk atau
bersin, dan memasak daging dan telur hingga matang. Selain itu, hindari
kontak langsung dengan siapapun yang menunjukkan gejala virus Corona,
seperti sesak napas, batuk, dan bersin.
Langkah-langkah pencegahan virus corona yang dilakukan pemerintah, seperti:
1. Menyediakan beberapa unit thermo scnanner di pintu-pintu kedatangan internasional di berbagai bandara.
2. Pemerintah melarang penerbangan maskapai Indonesia ke China.
3. 238 WNI juga telah divekuasi dari China dan diobservasi kesehatannya selama 14 hari di Natuna, Kepulauan Riau.
4. Mengimbau mengganti sholat Jumat dengan sholat zuhur di rumah. Hal itu merujuk fatwa dari MUI.
5. Pemerintah juga mengimbau pelaksanaan ibadah semua agama dilakukan di rumah saja.
6.
Terakhir, masyarakat diimbau untuk tidak mudik lebaran oleh Menteri
Agama Fachrul Razi. Hal ini untuk mencegah orangtua yang rentan akan
tertular virus corona.